About My Family

Aku tidak dilahirkan dari keluarga yang kaya, bahkan sampai umurku 22 tahun ini kehidupanku masih gini-gini aja. Aku dilahirkan dari ayah dan ibu yang usianya sudah tidak muda lagi. Ayahku berusia 67 tahun, ibuku satu tahun dibawahnya, 66 tahun, namun ibuku sudah meninggalkan kami karena suatu penyakit pada tahun 2015 lalu.

Aku mungkin bukan anak yang beruntung, aku tidak mempunyai orangtua yang kaya, bahkan orangtuaku sampai sekarang masih belum bisa membangun rumah sendiri. Rumah di Semarang adalah rumah warisan kakek yang dari fisiknya sendiri tidak sebagus rumah-rumah pada umumnya. Beberapa tahun ditinggalkan merantau ke Bali dan tidak ada yang merawat. Baru beberapa tahun ini kakak ku nomor 4 pindah ke Semarang dan menempati rumah itu. Walau sekarang sudah agak berubah 20% iya 20 persen aja.

Kehidupan remajaku tidak pernah merasakan seperti yang remaja lain rasakan, memasak bersama ibu, bercanda dengan bapak. Semasa hidup ibu ku, aku masih menjadi anak kecil yang tidak begitu mengerti tentang arti kehidupan, aku menyia-nyiakan orangtua ku yang begitu mencintaiku, hingga aku dewasa aku baru mengerti betapa berharganya orangtua bagi seorang anak.

Sometime, aku ingin memiliki bapak yang seperti orang lain miliki, yang bisa diajak bercanda, yang banyak omong, yang benar-benar bapak. Dan aku ingin memiliki ibu seperti yang orang lain miliki, yang bisa diajak sharing masalah percintaan, yang bisa diajak jalan-jalan. Ya, bapak ku sudah tua dan ibu ku sudah tiada. Betapa tidak beruntungnya diriku? Tapi satu yang pasti aku selalu bangga memiliki orangtua seperti bapak dan mama.

Aku memiliki 5 orang kakak yang 4 diantaranya sudah berkeluarga dan umurnya juga jauh dengan umurku, satu nya lagi belum berkeluarga namun dia tidak bisa diajak seperti kakak pada umumnya, ya kakak ku yang terakhir ini memang pernah putus sekolah dari SMP karena dulu sempat sakit dan sampai sekarang gak kerja, teman pun dia tidak punya, aku pernah kesal dong sama dia karena ibu ku selalu membelanya, aku heran. Aku yang berusaha keras kerja nyari duit, aku kasih oleh-oleh makanan ke ibu ku, tapi ibu ku kadang malah memberikan ke kakak ku.

Dan mungkin inilah mengapa aku tumbuh menjadi anak yang "agak" pendiam. Di rumah aku tidak begitu dekat dengan ayah ibu dan kakak ku. Walaupun aku ini adalah seorang tante yang baik bagi ponakanku hehe. Tapi tetep aja, mereka masih kecil. Gaktau kalau besar. Ya gitu deh, kadang ponakanku lah obat kesedihanku dan akan menjadi ramai dengannya.

Nah masalah percintaan, aku gak yakin ada lelaki yang mau menerima keadaan keluargaku yang agak membosankan ini sedih banget dah, aku belum punya rumah sendiri juga, nanti kalau calon suami sama calon mertua kerumah untuk ngelamar aku tempatin dimana coba? wkwkwk kadang sedih dengan kehidupanku ini tapi kadang ketawa sendiri kalo ngebayangin. Ya kok gini banget hidup ku. Aku berjanji akan mengubah perekonomian keluargaku, jika Allah juga merestui. Aku akan berusaha dan bekerja keras, terlalu muluk-muluk sih tapi aku pengen banget seenggaknya beli rumah. InsyaAllah ya doain aja, semoga rejeki selalu ada dan aku yakin rejeki itu gak pernah ketuker, kalau kamu berusaha keras, pasti Allah juga akan kasih yang terbaik untuk kamu.

Huhhh akhirnya aku jadi juga nulis blog ini setelah agak mager nulisnya, tapi seenggaknya unek-unekku selama ini tersalurkan dengan adanya tulisan ini.

Bye..

1 komentar

  1. Uluh .. 🥺
    Terus semangat sayang ku ☺️☺️💪💪

    ReplyDelete

Silahkan comment dibawah :)