Best Mom Ever!
Hey Guys.. Sebenernya aku udah mau posting ini dari awal Juni lalu, tapi aku gak sanggup nulisnya..
Kenapa ya penyesalan selalu datang terlambat? Ya namanya juga penyesalan.
Kenapa ya penyesalan selalu datang terlambat? Ya namanya juga penyesalan.
Aku merasakan penyesalan yang amat sangat membuat aku menyesal.
Ketika orang yang aku sayangi, orang yang sayang padaku telah pergi untuk selama-lamanya.
Beliau meninggalkan ku di umurku yang masih 20 tahun ini. Belum sempat aku membahagiakan beliau, belum sempat beliau melihatku sukses, belum sempat beliau melihatku memakai toga.
Begitu banyak perjuangan beliau untuk membesarkan anak-anaknya dan belum sempat anak-anaknya membuat beliau bangga.
Mama. Wanita yang sangat tangguh, melahirkan ke 6 (enam) anaknya dengan ikhlas. Menyekolahkan, mendidik, merawat dan membesarkan anak-anaknya. Mengajarkan anak-anaknya untuk jujur, sabar menghadapi beratnya kehidupan, dan bekerja keras.
Dimasa hidup beliau, aku menyesal tidak bisa merawatnya dengan baik. Sering aku marah-marah karena tidak ada makanan disaat aku pulang kerja, marah-marah karena mama menyuruhku suatu hal disaat aku sedang capek-capeknya, padahal beliau lebih capek daripada aku. Astagfirullahaladzim..
Mama. Beliau sudah lama sakit, awalnya ketika beliau pulang dari Semarang, beliau sakit mata, mata beliau keduanya merah sekali, merah yang benar-benar merah. Tentu saja itu membuat mama sering sakit kepala. Sudah banyak mama melakukan pengobatan tapi tidak sembuh juga. Beberapa tahun kemudian mata beliau tidak merah lagi, namun beliau di vonis Katarak oleh dokter. Namun kedua mata mama sudah dilakukan operasi dan akhirnya sembuh. Tapi giliran telinga mama yang bermasalah, sudah banyak dokter THT yang dikunjungi dan akhirnya mama tidak bisa mendengar untuk selama-lamanya walaupun pakai alat. Sudah tidak bisa diharapkan. Kemudian tenggorokan mama sakit yang membuat mama suaranya serak dan susah bernafas, saat tidurpun mama harus mendengkur dengan keras karena susahnya bernafas itu. Hingga dokter memvonis mama mengalami penyempitan tenggorokan. Kira-kira itu berlangsung sejak aku masih kelas 3 SMK. Ya berarti sudah 4 tahun mama menderita penyakit ini.
Senin, 30 Mei 2016.
Mama sesak lagi, yang membuat mama tidak bisa tidur semalaman, mencoba tidur dengan cara duduk tapi tetap saja susah. Aku ingat sekali pukul 05.00 WITA, bapak membangunkanku untuk menjaga mama, sementara bapak akan pergi ke klinik untuk membeli botol oksigen agar mama bisa bernafas dibantu oleh alat tersebut. Namun apa? Aku bangun lalu tidur lagi dan tidak menjaga mama T_T Astagfirullahaladzim. Setelah bapak datang aku kembali bangun dan mengerjakan tugas kuliahku, Aku lihat bapak menangis dan menyuruhku untuk menghubungi kakak ku di Semarang untuk segera datang ke Bali. Melihat bapak menangispun aku ikut menangis. Aku tutupi tangisanku itu sambil membuat tugas. Sekitar pukul 07.00 WITA bapak mengajak mama ke klinik untuk melakukan nebulazer. Aku membantu mama memakai bajunya, mengancing bajunya sambil aku menyaksikan mama sesak nafas. Setelah melakukan nebulazer ternyata mama dirujuk ke RSAD untuk pengobatan lebih serius. Saat itu aku memutuskan untuk tidak bekerja, aku menyusul mama ke RSAD. Terakhir kalinya aku melihat mama sadar dengan mata terbuka.
"Aku pengen pipis. Aku pengen pipis" begitu kata-kata terakhir beliau yang aku dengar dengan menggunakan bahasa jawa. Lalu mama ditenangkan, dibawa ke dalam ambulance. Mama dirujuk ke RS Sanglah karena di RSAD tidak ada alatnya. Aku mengikuti mobil ambulance tersebut hingga ke RS Sanglah, aku melihat mama sudah tak sadarkan diri. Ya mama dibius oleh dokter, mama tidak boleh bangun dulu untuk sementara kata dokter. Bapak, aku dan kakak-kakak ku bergantian menjaga mama hari itu.
Selasa, 31 Mei 2016.
Hari ini aku ijin lagi tidak masuk kerja karena harus menjaga mama dirumah sakit. Sekitar pukul 08.00 WITA bapak pulang ke rumah, sementara mama di RS bersama kakak. Aku menyusul ke RS pukul 11.00 WITA karena kasian kakak menjaga mama sendirian di RS. Saat aku tiba di RS ternyata sudah ada keponakanku. Mas Kiki dan Verra. Mas Kiki baru saja pulang revisian skripsi, dan Verra baru saja pulang sekolah. Mereka ikut bersama kakak menjaga mama. Jadi saat itu kami berempat menjaga mama. Sempat mengobrol masalah revisi skripsi, dan aku tak sengaja melihat ke monitor pendeteksi denyut nadi aku sendiri tidak tau apa nama alat tersebut. Setelah aku search di Google ternyata namanya Elektrokardiogram. Di monitor tersebut kemarin aku melihat denyut nadi mama diangka 117 dan kata Verra tadi pagi dia melihat denyut mama di angka 130an. Saat itu aku melihat angka tersebut diangka 101 itu membuat aku dan kakak ku cemas karena kata dokter kalau angka itu sudah dibawah 100 atau 90 harus segera hubungi dokter. Aku cemas semakin lama angka tersebut turun perlahan ke angga 90an, 80an, 70an, 60an. Aku dan kakak mencoba menghubungi bapak dan orang-orang dirumah untuk segera datang ke RS karena kondisi mama saat itu sedang kritis. Mama sudah "dikerubungi" dokter dan perawat saat itu hingga akhirnya angka tersebut berubah menjadi tanda tanya (?) yang artinya denyut nadi mama sudah tidak terdeteksi. Dokter dan perawat pun melakukan CPR (memompa jantung mama agar kembali berdenyut). Angka denyut nadi pun bertambah lagi diatas 130an, lalu kemudian turun lagi hingga tanda tanya (?). Dokter dan perawat pun kembali melakukan CPR sampai lama sekali. Angka denyut nadi mama naik turun terus hingga akhirnya dokter mengatakan mama sudah tidak bisa di selamatkan T_T Innalillahiwainnalillahirajiun
Kami semua menangis T__T sungguh ini sangat menyakitkan. Aku kembali mengingat dosa-dosaku ke mama. Seperti akulah satu-satunya anak yang berdosa sama mama. Astagfirullahaladzim. Hari Minggu, 29 Mei 2016 mama menyuruhku untuk menyetrika baju tapi aku selalu mengeluh capek T_T
Dan ternyata inilah SMS terakhir mama.
Ya Allah, aku rindu mama T__T
Ampuni kesalahan mama selama hidup di bumi ini, sampaikan permohonan maafku kepada Mama yang belum sempat aku ucapkan secara langsung,
Terangilah kuburnya, lapangkanlah kuburnya..
Tempatkanlah mama ditempat terbaik disana..
Aamiin Ya Allah...
I MISS YOU MOM. THE BEST MOM EVER
Jagain aku dari sana ya, Ma <3
0 komentar
Silahkan comment dibawah :)